A. Asal-Usul Dinasti
Turki Utsmani Bangsa Turki Utsmani pada awalnya adalah suku nomaden yang selama
berabad-abad selalu mencari lahan perburuan baru di wilayah yang sekarang
dikenal sebagai Turki. Pada awal tahun masehi, ia dinamakan Bizantium di bawah kekuasaan
Romawi yang berkuasa di kawasan ini selama lebih dari empat abad . Setelah
Barbar merebut dari tangan Romawi ibukota kerajaan dipindahkan ke
Konstantinopel (Ankara sekarang). Awal berdirinya Dinasti Utsmaniyah banyak
tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300 dengan mengorbankan
kekaisaran Bizantium, dan didirikan di atas reruntuhan kerjaan Saljuk. Dinasti
ini berasal dari suku Qoyigh Oghus yang menempati daerah Mongol dan daerah
utara negeri Cina kurang lebih 3 abad. Lalu mereka pindah ke Turkistan, Persia
dan Iraq. Mereka memeluk Islam pada abad ke-9 atau ke-10 ketika menetap di Asia
Tengah. Di bawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah,
Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di
Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina
wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota . Ertoghrul meninggal
Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Utsman. Nama
kerajaan Utsmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka
yang pertama yaitu Sultan Utsmani Ibnu Erthoghol yang diperkirakan lahir tahun
1258 . Keika bangsa Mongol menyerang Kerajaan Seljuk, yang mengakibatkan
meninggalnya Sultan Alaudin. Setelah meninggalnya Sultan Alaudin, Utsman
memproklamarkan dirinya sebagai Sultan di wilayah yang didudukinya. Utsman bin
Erthoghol sering disebut Utsman I. Utsman Ibnu Erthoghol memerintah dari tahun 1290-1326
M Utsman I memilih Bursa sebagai pusat dan ibukota kerajaan yang sebelumnya
berpusat di Qurah Hisyar atau Iskisyihar. Untuk memperluas wilayah dan
kekuasaan Utsman mengirim surat kepada raja-raja kecil di Asia Tengah yang
belum ditaklukkan bahwa sekarang dia raja yang besar dan memberi penawaran agar
raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni; Islam,
membayar Jizyah dan diperangi. Setelah menerima surat itu, sebagian ada yang
masuk Islam ada juga yang mau membayar Jizyah dan ada juga yang memilih
menentang dan bersekutu dengan Bangsa Tartar, akan tetapi Utsman tidak merasa
gentar dan takut menghadapinya. Utsman dan anaknya Orkhan memimpin tentaranya
dalam menghadapi bangsa Tartar, setelah mereka dapat ditaklukkan banyak dari
penduduknya yang memeluk agama Islam. Utsman mempertahankan kekuasaannya dengan
gagah perkasa sehingga kekuasaannya tetap tegak dan kokoh bahkan kemudian
dilanjutkan oleh puteranya dan saudara-saudaranya dengan kepemimpinan yang
gagah berani dan perkasa dalam meneruskan perjuangan sang ayah dan demi
kokohnya kekuasaan nenek moyang yang telah mewariskan darah kepahlawan itu
kepada mereka. B. Masa Perkembangan Turki Utsmani Setelah Utsman mengumumkan
dirinya sebagai Padisyah al Utsman (raja besar keluarga Utsman), sedikit demi
sedikit daerah kerajaan dapat diperluasnya. Ia dan puteranya memimpin
penyerangan ke daerah perbatasan Bizantium hingga ke selat Bosporus dan
menaklukkan kota Bursa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan
sebagai pusat kerajaan. Perpindahan ini memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan awal politik kesultanan. Utsman I disukai sebagai pemimpin yang
kuat bahkan lama setelah beliau meninggal dunia, sebagai buktinya terdapat
istilah di Bahasa Turki “Semoga dia sebaik Utsman”. Reputasi beliau menjadi
lebih harum juga disebabkan oleh adanya cerita lama dari abad pertengahan Turki
yang dikenal dengan nama Mimpi Utsman, sebuah mitos yang mana Utsman
diinspirasikan untuk menaklukkan berbagai wilayah yang menjadi wilayah kekuasaan
Kesultanan Utsmaniyah. Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan
perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian
dijadikan ibukota kerajaan yang baru. Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan
ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa
disiapkan untuk memukul mundur Turki Utsmani. Sultan Bayazid tidak gentar
menghadapi pasukan sekutu di bawah anjuran Paus itu dan bahkan menghancurkan
pasukan Salib. Pertempuran itu terjadi pada tahun 1369 itu . Ekspansi Bayazid I
sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke
Asia kecil seorang raja keturunan bangsa Mongol yang telah memeluk agama Islam
yang berpusat di Samarkand. Ia bermaksud menaklukkan negeri-negeri barat
seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Akhirnya perang yang menentukan
terjadi di Ankara. Bayazid bersama anaknya, Musa dan Erthogol dikalahkan oleh
Timur Lank. Bayazid mati dalam tawanan Timur tahun 1402 . Kekalahan ini membawa
dampak yang sangat buruk bagi Dinasti Utsmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa
Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Tetapi Setelah Muhammad I naik tahta
dan memimpin wilayah Utsmani dapat disatukan kembali. Integrasi ini tampaknya
mengejukan dunia Barat karena mereka sama sekali tidak menduga Utsmani akan
bangkit secepat itu setelah berantakan akibat serangan Timur Lank. Usaha beliau
dalam meletakkan keamanan dan perbaikan diteruskan oleh puteranya Sultan Murad
II (1421-1451). Turki Utsmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad
II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Ia lebih terkenal dengan Al-Fatih,
sang penakluk atau pembuka, karena pada masanya Konstantinopel sebagai ibukota
kekaisaran Bizantium berabad-abad lamanya. dapat ditundukkan hal ini terjadi
pada tahun 1453 M. Dan berhasil membunuh Kaisar Byzantium dalam perang itu.
Kemenangan ini merupakan kemenangan terbesar bagi Utsamaniyah,lalu ia
memberikan nama Istanbul (Kota kesejahteraan) dan menjadikannya sebagai ibukota
. Penaklukan Konstantinopel tahun 1453 mengukuhkan status Kesultanan Utsmaniyah
sebagai kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Mediterania Timur. Pada masa ini
Kesultanan Utsmaniyah memasuki periode penaklukkan dan perluasan wilayah sampai
ke Eropa dan Afrika Utara; dalam bidang kelautan, angkatan laut Utsmaniyah
mengukuhkan kesultanan sebagai kekuatan dagang yang besar dan kuat.
Perekonomian kesultanan juga mengalami kemajuan berkat kontrol wilayah jalur
perdagangan antara Eropa dan Asia. Bahkan mereka dikenal sebagai bangsa yang penuh
semangat, memiliki kekuatan yang besar dan menghuni tempat yang strategis .
Setelah Bayazid II mengundurkan diri karena lebih cendurung berdamai dengan
musuh dan terlalu mementingkan kehidupan tasawuf dan juga tidak disukai oleh
masyarakat maka ia pun digantikan oleh putranya Sultan Salim I yang mempunyai
kecakapan dalam memerintah dan seorang ahli strategi perang. Lalu Sultan Salim
I menggerakkan pasukannya ke Timur sehingga berhasil menaklukkan Persia,
Syiria. Pada tahun 923 H Khalifah Abbasiah di Kairo menyerahkan khilfah
kepadanya, sehingga Sultan Utsmaniyah Salim I menjadi khalifah kaum muslimin
sejak saat itu. Pemuka-pemuka Mekah datang ke Kairo dan mengumumkan ketundukan
Hijaz kepada Khalifah Utsmaniyah . Walaupun Sultan Salim memerintah hanya sebentar
tetapi beliau sangat berjasa membentangkan daerah kekuasaannya hingga mencapai
Afrika Utara. C. Masa Kejayaan Turki Utsmani Pada awalnya kerajaan Turki
Utsmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan
militer, Kerajaan yang besar bisa bertahan dalam kurun waktu yang lama. Masa
pemerintahan Sulaiman (Al-Qanuni) bin Salim puncak perluasan dan kebesarannya.
Dia menguasai Beograd, kepulauan Rodhesia, semenanjung Krym dan Ibukotanya
Valachie, menerobos Eropa, hingga sampai Wina ibukota Austria. Dia melakukan
pengepungan dua kali, menaklukkan Hungaria, membunuh orang-orang Portugis di
pesisir India, dan mengalahkannya pada tahun 934 H . Bahkan beliau menaklukkan
menaklukkan Mesir, Afrika Utara hingga ke Al-Jazair, di Asia hingga ke Persia
yang meliputi Lautian Hindia, Laut Arab, Laut Merah, Laut Tengah, Laut Hitam.
Dan pada masa Sulaiman (Al-Qanuni) bin Salim puncak keemasan dan kejayaan
kerajaan Turki Utsmani. Ia digelari Al-Qanuni karena jasanya dalam mengkaji dan
menyusun kembali sistem undang-undang kesultanan Turki Utsmani dan
perlaksanaannya secara teratur dan tanpa kompromi menurut keadaan masyarakat
Islam Turki Utsmani yang saat itu mempunyai latar belakang dan sosial-budaya
yang berbeda . Pergaulan antara bangsa menimbulkan pelbagai konflik kecil dan
ini bisa mengganggu keselamatan umat Islam walaupun satu agama. Hal ini
menyebabkan Sulaiman I menyusun dan mengkaji budaya masyarakat Islam Turki
Utsmani yang berasal dari Eropa, Persia, Afrika dan Asia Tengah untuk disesuaikan
dengan undang-undang Syariah Islamiyah. Sulaiman bukan hanya Sultan yang paling
terkenal dari kalangan Sultan-Sultan Turki Utsmani, akan tetapi pada awal abad
ke 16 ia adalah kepala negara yang paling terkenal di seontara dunia. Ia
seorang Sultan yang shaleh, ia mewajibkan rakyat muslim harus shalat lima kali
dan berpuasa di bulan ramadhan, jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai
denda namun juga sanksi badan. Sulaiman juga berhasil menerjemahkan Al-Qur’an
ke dalam bahasa Turki, pada saat Eropa terjadi pertentangan antara Katolik
kepada Khalifah Sulaiman, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan
diberikan tempat di Turki Utsmani. Beliau juga seorang tokoh negarawan Islam
yang terulung di zamannya, dikagumi dan disegani kawan dan lawan, belajar ilmu
kesusasteraan, sains, sejarah, agama dan taktik ketentaraan di Istana Topkapı,
Istanbul. Di Barat, ia dikenal dengan nama Suleiman The Magnificent (Sulaiman
yang Agung). Pada setiap kota utama yang ditaklukannya, Sulaiman menghiasinya
dengan mesjid, jembatan dan berbagai fasilitas umum lainnya. D. Masa kemunduran
Turki Utsmani Pada akhir kekuasaan Sulaiman I kerajaan Utsmani berada diantara
dua kekuatan yaitu Monarki Austria di Eropa dan Kerajaan Shafawi di Asia.
Sepeninggalan Suleiman tahun 1566, beberapa daerah kekuasaan kesultanan mulai
melepaskan diri termasuk juga kebangkitan kerajaan-kerajaan Eropa di Barat dan
dengan ditemukannya jalur alternatif Eropa ke Asia melemahkan perekonomian
Kesultanan Utsmaniyah. Melemahnya kerajaan Utsmani pada periode awal sebagaian
besar disebabkan oleh persoalan internal atau domestik. Disamping Efektifitas
militer, struktur birokrasi dan sistem pemerintah serta warisan berabad-abad
juga menjadi penyebab kelemahan pemerintahan Sultan. Di tengah kemundurannya,
Turki Utsmani masih sempat melebarkan sayap kekuasaannya. Upaya yang dilakukan
semasa pemerintahan Murad III (1574-1595) berhasil membuat daerah Kaukasus dan
Azerbaijan direbut. Dengan kedua daerah penaklukan baru ini, Turki Utsmani
mencapai luas bentangan geografis yang terbesar sepanjang sejarahnya. Walau
bagaimanapun, kemunduran Turki sudah tak bisa dibendung lagi. Keberhasilan
merebut Kaukasus dan Azerbaijan hanya berumur pendek. Kedua daerah kekuasaan
baru tersebut kembali lepas tahun 1603. Walaupun begitu, kesultanan ini tetap
menjadi kekuatan ekspansi yang besar sampai kejadian Pertempuran Wina tahun
1683 yang menandakan berakhirnya usaha ekspansi Kesultanan Utsmaniyah ke Eropa
. Setelah perang ini Turki harus rela kehilangan sebagian besar daerah Balkan dan
Laut Hitam akibat perang berkepanjangan. Selama abad delapan belas tanda-tanda
kemunduran daulah utsmaniyah semakin nampak jelas kelihatan, mulai dari
politik, masa transisi penaklukan dan perdamaian yang dimanfaatkan oleh
kekuatan asing terutama oleh Austria dan Rusia. Kelemahan Militer Turki semakin
nyata kelihatan ketika terjadi konflik dengan Rusia yang telah dimulai sejak
1768 M. Sistem administrasi Utsmani stagnan selama beberapa periode, yang
menyebabkan hilangnya pengaruh otoritas pemerintahan pusat. Pada abad
kesembilan belas telah muncul banyak gerakan pembaharuan yang kurang lebih
merupakan aplikasi tanzimat . Tanzimat berasal dari bahasa Arab yang mengadung
arti mengatur, menyusun dan memperbaiki, dan di zaman itu memang banyak
diadakan peraturan undang-undang baru . Salah satu pemukanya adalah Mustafa
Sami yang menurut pendapatnya kemajuan Eropa dihasilkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, atau toleransi beragama dan kemampuan orang Eropa
melepaskan diri dari ikatan-ikatan agama. Sikap otoriter yang dipakai Sultan
dan Menteri-menterinya dalam melaksanakan tanzimat mendapat kritik keras.
Kehancuran imperium Utsmani merupakan transisi yang lebih kompleks dari
masyarakat Islam-imperial abad delapan belas menjadi negara-negara nasional modern.
Rezim Utsmani menguasai wilayah yang sangat luas, meliputi Balkan, Turki, Timur
Tengah Arab, Mesir, dan Afrika Utara . Puncak kemunduran Turki Utsmani terjadi
pada 1850-1922. Demikian lemahnya Turki hingga digambarkan sebagai “Orang sakit
dari Eropa”. Turki terlibat Perang Dunia I, untuk bergabung bersama
Jerman-sebuah pilihan yang salah dan keliru yang mengakibatkan pada kekalahan
dan keterpurukan yang lebih dalam. Di dalam negeri, kekalahan tersebut
membangkitkan gerakan nasionalis Turki yang telah muak dengan kemerosotan moral
yang dialami oleh pemimpin mereka. Dipelopori oleh Turki muda yang tampil
setelah undang-undang Utsmaniyah yang tadinya berlandaskan syuro menjadi model
kekuasaan mutlak. Kemudian Musthofa Kamal menggabungkan diri ke dalam organisasi
ini dan menuntut kembali pengembalian undang-undang. Di bawah tekanan
organisasi ini Sultan Abdul Hamid mengembalikan Undang-undang ini. Organisasi
ini kemudian menduduki ibukota dan mengasingkan Sultan. Namun ketika kekuasaan
sudah mereka rebut para pembesar organisasi mulai bersikap diktator sampai
akhirnya Mustafa Kamal At-Turk mendirikan Nasionalis Turki dan menggantikan
model kekahlifahan dengan Republik Sekuler pada tahun 1923 M. Sejak
kekuasaannya Turki telah jauh secara total dari Islam. Dia menghapus Khilafah
mendorong ke arah sekuralisme (paham memisahkan agama dari dunia),
meminimalisir penggunaan bahasa Arab di Turki bahkan ia mengganti adzan dengan
bahasa Turki. Musthofa Kamal terus disibukkan dengan jabatan presidennya hingga
dia meninggal pada tahun 1938. Dia tidak meninggalkan bagi Turki selain
kemiskinan dan keterasingan. E. Kemajuan-Kemajuan yang dicapai pada Turki
Utsmani Rentang sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam merupakan
masa Utsmaniyah. Hal ini karena kekuasaan Utsmaniyah merupakan periode
terpanjang dari halaman sejarah Islam. Selama 6 abad pemerintah Utsmaniyah
telah memainkan peran yang sangat penting karena sebagai satu-satunya yang
menjaga dan melindungi kaum muslimin. Merupakan pusat Khilafah Islamiyah, karena
merupakan pemerintah Islam terkuat . Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan
Utsmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan
dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya : 1. Bidang
Kemiliteran dan Pemerintahan Untuk pertama kalinya Kerajaan Utsmani mulai
mengorganisasi taktik, strategi tempur dan kekuatan militer dengan baik dan
teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa pembentukan
kekuatan militer. Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat
pendidikan dan pelatihan militer, sehingga terbentuklah kesatuan militer yang
disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah. Selain itu kerajaan Utsmani membuat
struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu
oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. Gubernur mengepalai daerah
tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa bupati. Untuk mengatur urusan
pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I dibuatlah UU yang diberi nama
Multaqa Al-Abhur , yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Utsmani sampai
datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasanya ini, di ujung namanya
ditambah gelar al-Qanuni . 2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya Kebudayaan
Turki Utsmani merupakan hasil perpaduan berbagai kebudayaan seperti kebudayaan
Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil
ajaran-ajaran beretika dan bertata krama dalam istana raja-raja. Organisasi
birokrasi dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan prinsip-prinsip
ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil dari bangsa
Arab. Sedangkan di bidang Ilmu Pengetahuan di Turki Utsmani tidak begitu
menonjol karena mereka lebih fokus pada pengembangan kekuatan militer, sehingga
dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan yang terkemuka dari Turki
Utsmani. Namun demikian mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni
arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah-indah, seperti
Masjid Jami’ Sultan Muhammad Fatih, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub
Al-Ansyari, seluruh masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah-indah. Salah
satu masjid yang indah kaligrafinya adalah mesjid Aya Sopia yang kaligrafinya
menutupi gambar-gambar kristiani sebelumnya. 3. Bidang Keagamaan Agama dalam
tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan
politik. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama yang mempunyai
wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi
dalam masyarakat. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan
sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang
berlaku. Ajaran-ajaran tarekat mengalami perkembangan dan kemajuan di Turki
Utsmani. Pada masa Turki Utsmani ada dua tarekat yang dikenal yaitu: tarekat
Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh di kalangan
tentara. Sedangkan Tarekat Maulawi mendapat dukungan dari para penguasa. Adapun
kajian-kajian ilmu keagamaan, seperti tafsir, hadits, fiqh, ilmu kalam boleh
dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih
cenderung fanatik pada satu madzhab dan menyalahkan madzhab lainnya. Sehingga
ijtihad tidak berkembang. Para ulama ketika itu lebih senang menulis buku dalam
bentuk syarah dan catatan-catatan pada karya-karya terdahulu. 4. Bidang
intelektual Kemajuan bidang intelektual Turki Utsmani tampaknya tidak lebih
menonjol dibandingkan bidang politik dan kemiliteran. Aspek-aspek intelektual
yang dicapai adalah: a) Terdapat dua surat kabar yang muncul pada masa itu
yaitu: 1. Berita harian Takvini Veka dan 2. Jurnal Tasviri Efkyar b)
Pendidikan, terjadi transformasi pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah
dasar, menengah, dan perguruan tinggi, fakultas kedokteran, fakultas hokum dan
mengirinkan pelajar yang berprestasi ke Prancis. c) Sejarawan Istana, Arifi
karyanya sha-name-I-Al-I Osman, cerita tentang keluarga raja-raja Utsmani
Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Utsmani tersebut tidak terlepas
daripada kelebihan-kelebihan yang mereka miliki, antara lain: 1. Mereka adalah
bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat. Diliputi semangat perang
salib 2. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar. Kekuasaan mereka meliputi
tiga benua: Eropa, Asia dan Afrika. 3. Bangsa Utsmaniyah menghuni tempat yang
sangat strategis, yaitu Constantinopel yang sangat penting pada peta dunia.
ibukota istanbul ditinjau dari keadaan tanahnya sangat strategis. Tidak ada
bandingannya. Ia berada pada titik-temua antara asia dan Eropa . 4. Semangat
Jihad dan ingin mengembangkan Islam 5. Suka Menolong muslim lainnya. Mereka
telah mendatangi Eropa timur untuk meringankan tekanan kaum nasrani terhadap
andalusia. Mereka juga mengusir Portugis di negeri-negeri muslim. Mereka juga
menggagalkan usaha Portugis menguasai tanah haram. Disamping itu keberanian,
ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki
Utsmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat
kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan
kerajaan Turki Utsmani. E. Sebab-sebab kemunduran Turki Utsmani Kemunduran
Turki Utsmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan
karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal
diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti
Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian
yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Utsmani yang
mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin
memburuk dan sistem pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selain faktor di
atas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Utsmani mengalami
kemunduran dan akhirnya mengalami kehancuran ada dua faktor yaitu internal dan
eksternal ,: A) Internal: 1. Luasnya Wilayah Kekuasaan Perluasan wilayah yang
begitu cepat yang terjadi pada daerah kerajaan Utsmani, menyebabkan
pemerintahan merasa kewalahan dalam melakukan administrasi pemerintahan,
terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan
kerajaan Utsmani menjadi semberawut. Penguasa Turki Utsmani lebih mengutamakan
ekspansi, dengan mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan
wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah diserang dan direbut oleh musuh
sehingga sebagian berusaha melepaskan diri. 2. Ledakan jumlah penduduk
Perubahan mendasar terjadi pada jumlah penduduk kerajaan. Penduduk Turki pada
abad keenam belas bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Problem kependudukan
waktu itu lebih banyak disebabkan oleh tingkat pertambahan penduduk yang
sedemikian tinggi dan ditambah dengan menurunnya angka kematian akibat masa
damai dan aman yang diciptakannya kerajaan serta menurunnya frekuensi
penaklukan. . 3. Heterogenitas Penduduk Sebagai kerajaan besar, yang merupakan
hasil ekspansi dari berbagai kerajaan-kerajaan kecil, maka di kerajaan Turki
terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan ragam penduduk, maka
jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Tetapi kerajaan Utsmani pasca Sulaiman tidak cakap
dalam administrasi pemerintahan di tambah lagi dengan pemimpin-pemimpin yang
berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang buruk. 4. Kelemahan para
Penguasa dan sistem demokrasi Sepeninggalan Sulaiman, terjadilah pergantian
penguasa. Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang
tidak cakap dalam hal pemerintahan dan tidak paham militer akibatnya
pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi. 5. Budaya Pungli Budaya pungli
telah meraja-lela sehingga mengakibatkan dekadensi moral terutama di kalangan
para pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan). 6. Pemberontakan
Tentara Jenissari Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu
pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pihak Jenissari tidak lagi
menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh
keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya ketidak setujuan dan
pemberontakan-pemberontakan. 7. Merosotnya Ekonomi Akibat peperangan yang
terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara
belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun
merosot, disampoing dampak pertumbuhan perdagangan dan ekonomi internasional 8.
Rendahnya kualitas keislaman Tidak adanya kesadaran Islam yang benar pada
mereka, serta tdk adanya pemahaman bahwa Islam merupakan sistem hidup yang
sempurna. Mayoritas mereka hanya mengenal Islam sebatas ibadah. 9. Mengabaikan
bahasa arab Diabaikannya bahasa arab yang merupakan bahasa al-Qur’an dan
al-Hadits yang mulia, di mana keduanya merupakan sumber asasi bagi syariat
Islam. 10. Gonta-ganti pejabat Gampang mengganti pejabat wilayah, khususnya
pada masa akhir kekuasaannya, karena khawatir wilayah itu akan memerdekakan
diri. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman pejabat baru terhadap wilayah
yang dipimpinnya. B. Faktor-faktor Eksternal 1. Timbulnya gerakan nasionalisme.
Bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan Turki selama berkuasa, mulai menyadari
kelemahan dinasti tersebut. Kekuasaan Turki atas mereka bermula dari penaklukan
dan penyerbuan. Meskipun Turki telah berbuat sebaik mungkin kepada pihak yang
dikuasai, mereka beranggapan bahwa Turki melemah, mereka bangkit untuk
melepaskan diri dari cengkraman kerajaan tersebut. 2. Terjadinya kemajuan
teknologi di Barat, khususnya dalam bidang persenjataan. Sementara itu, di
Turki terjadi stagnasi ilmu pengetahuan sehingga ketika terjadi kontak senjata
antara kekuasaan Turki dengan kekuatan Eropa, Turki selalu menderita kekalahan
karena masih menggunakan senjata tradisional sedangkan Eropa telah menggunakan
senjata modern. 3. Konspirasi Yahudi menjatuhkan Khilafah Menurut Syaikul Islam
Musthafa Sabri Mustapa Kamal memiliki hubungan yang kuat dengan kelompok
Yahudi, bahkan ia salah seorang dari mereka, sebagaimana dikuatkan oleh anggota
lembaga ittihadiyah dan
Simpulan Kamaliyah
mereka semua mengikuti upacara ritual freemosanry .
1. Nama kerajaan Utsmani diambil dari nama
Sultan pertama bernama Utsman. Beliau dengan gigihnya meneruskan cita-cita
ayahnya sehingga dapat menguasai suatu wilayah yang cukup luas dan dapat
dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Utsmani berasal dari suku
Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada abad ke-13 mereka
mendapat serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari perlindungan dari
saudaranya, yaitu Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan Ortoghul, mereka
mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang sedang melawan Bizantium. Karena
bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat mengalahkan Bizantium. Kemudian Sultan
Alaudin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M), orang-orang Turki segera memproklamirkan
kerajaan Turki Utsmani dengan Utsman I sebagai sultannya. 2. Perluasan wilayah
kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan, disamping itu
raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak
daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat
berdirinya kerajaan Turki Utsmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki
Utsmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel
(Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada
masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih.
Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Utsmani mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran,
pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Utsmani mengalami puncak
keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang
Dari perkembangan yang sangat
üterkenal
dengan sebutan Sulaiman Agung.
baik itu
maka Turki Utsmani mengalami kemajuankemajuan yang mendukung sekali dalam
pemerintahannya diantaranya: Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki
mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di
bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur
urusan pemerintahan di Turki
Dalam
bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki kaya akan
üUtsmani.
kebudayaan, karya telah terjadi akulturasi
budaya antara Arab, Persia dan Bizantium. Akan tetapi dalam bidang ilmu
pengetahuan Turki Utsmani
ütidak begitu menonjol karena terlalu berfokus pada
bidang kemiliteran.
Dalam Bidang
Keagamaan. Peranan agama di Turki Utsmani sangatlah besar terutama dalam
tradisi masyarakat. Mufti/Ulama’ menjadi pejabat tinggi dalam urusan agama dan
berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang dihadapi
masyarakat. 3. Kemunduran Turki Utsmani terjadi oleh dua hal yaitu faktor
Internal dan eksternal. Tanda-tanda kemunduran kerajan Turki Utsmani terjadi
setelah masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi
pertikaian diantara anak Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki Utsmani
mengalami kekacauan, satu persatu daerah kekuasaannya melepaskan diri, karena
tidak ada pengganti
Periodisasi Turki
Utsmani dibagi ke lima pemimpin yang kuat dan cakap.
priode yaitu: 1. Periode I(1299-1402):
pertumbuhan dan perkembangan kekuasaan yang disusul dengan perluasan wilayah
hingga menyeberang ke daratan Eropa. Kekuatan Timur Lenk kemudian dapat
membendung langkah maju Turki Utsmani, di mana mereka dapat merebut wilayah
Timur kerajaan pada 1402. 2. Periode ke II (1403-1566). Masa transisi;
anak-anak Bayazid berebut kekuasaan, sampai akhirnya dikuasai penuh oleh
Muhammad. Muhammad al-Fatih menaklukan Konstantinopel pada 1453, sementara
Salim menaklukan Mesir pada 1517 3. Periode ke III (1566-1703). Hanya bertahan
dan tidak terjadi perluasan wilayah; bahkan ada wilayahnyayang sudah jatuh
(seperti Hongaria) ke pihak musuh. 4. Periode ke IV (1703-1839) masa
kemunduran. 5. Periode ke V (1839-1924) terjadi modernisasi sampai
Daftar kemudian jatuh pada 1924. Berdirilan
Republik Islam Turki
Pustaka Abul Hasan
Ali Nadwi, Islam dan Dunia, Angkasa Bandung, 2008. Ahmad Al-Usairy, Sejarah
Islam, Akbar Media, Jakarta, 2009. Ajid Tohir, Studi Kawasan Dunia Islam,
Rajagrafindo persada, 2009. Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam, 2003. T. Fuad
Wahab dkk, Pendalaman Materi Kompetensi Profesional, Fak. Tarbiyah, Bandung,
2010 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Bulan Bintang Jakarta, 1992.
http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/kerajaan-turki-usmani.html
http://www. Wikipidea.com. 28 Desember 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Suleiman_I
29 Desember 2010. Ira. M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam,RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2000. Philip K. Hitti. History of the Arabs, Serambi Ilmu
Semesta, Jakarta, 2010 Syafiq A. Mugni, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki,
Logos Wacana Ilmu, 1997.
DINASTI UTSMANIYAH
PERKEMBANGAN, KEJAYAAN DAN KEMUNDURANNYA Makalah Diajukan Sebagai Bahan Diskusi
Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam Pada Konsentrasi Studi Bahasa Arab Oleh:
Zulli Umri Siregar Nim 2.210.8.017 Dosen Pembimbing Dr.H. Sulasman, M.Hum
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2010
KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah, segala puji milik Allah yang maha Rohman
dan Rohim makalah ini selesai disusun dengan harapan mengenal Sejarah Peradaban
Islam khususnya Turki Utsmani yang selama ini sering kita dengar namun hanya
sepintas. Kita mengenal sejarah dari catatan-catatan para ahli sejarah yang
mereka tuangkan dalam tulisan, kita tidak bisa menghakimi benar atau salah
karena memang kita tidak sejaman dengan itu, bahkan ketika kitapun sejaman
sering kali kita menemukan kejanggalan ataupun semacam dengan itu, oleh karena
itu kita hanya mengumpulkan teori-teori dari apa yang kita baca tersebut. Dan
teori-teori yang ada dalam makalah ini sungguh sangat terbatas mengingat
sedikitnya buku sejarah yang dibaca oleh penulis, tapi semoga dengan kritik dan
saran menjadikan makalah kecil ini menjadi sebuah ide besar untuk lebih
mendalami Turki Utsmani, akhirnya hanya kepada Allah kita beribadah dan memohon
pertolongan.
DAFTAR ISI Kata Pengantar i
Daftar Isi ii Penyusun Zulli Umri Siregar
Pendahuluan 1 Asal Usul Dinasti Turki Utsmani 2 Masa perkembagan Turki
Utsmani 3 Masa Kejayaan Turki Utsmani 6 Masa Kemunduran Turki Utsmani 7
Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada Turki Utsmani 10 1. Bidang militer 10 2.
Bidang Ilmu pengetahuan dan Budaya 11 3. Bidang agama 11 4. Sebab-sebab
kemunduran Turki Utsmani 13 Simpulan 16 Daftar Pustaka 19 (zul_aagun).
Komentar
Posting Komentar