Postingan

Contoh Proposal Skripsi Jurusan Syari'ah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Tusi Al-Ghazali lahir di Tus, sebuah kota kecil di Khurasan, Iran, pada tahun 450 H (1058 M). Sejak kecil, Imam Ghazali hidup dalam dunia tasawuf. Ia tumbuh dan berkambang dalam asuhan seorang sufi, setelah ayahnya yang juga seorang sufi meninggal dunia. Sejak muda, Al-Ghazali sangat antusias terhadap ilmu pengetahuan. Ia pertama-tama belajar bahasa arab dan fiqih di kota Tus, kemudian pergi kekota Jurjan untuk belajar dasar-dasar Usul fiqih. Setelah kembali kekota Tus selama beberapa waktu, ia pergi ke Naisabur untuk melanjutkan rihlah ilmiahnya. Dikota ini, Al-Ghazali belajar kepada Al-Haramain Abu Al-Maali Al-Juwaini, sampai yang terakhir ini wafat pada tahun 478 H (1085 M). Oleh karena itu, pada tahun 488 H (1095 M), Al-Ghazali meninggalkan Baghdad dan pergi menuju ke Syira untuk merenung, membaca, dan menulis selama kurang lebih 2 tahun. Kemudian ia pindah ke Palestina untuk melak

Pengorbanan Sang Ibu

Seorang ibu pasti akan merasa senang dan bangga bila berhasil menjadi idola bagi anaknya. Bagaimana tidak, karena sebagai idola berarti tokoh ibu menjadi sosok yang disenangi atau dicita-citakan oleh anak. Sebagai sosok idola maka karakter ibu menjadi suatu hal yang melekat dalam jiwa anak dan sangat berpengaruh atau berperan dalam kehidupan anak. Dengan menjadi idola, seorang ibu akan lebih mudah untuk mengarahkan anaknya, sekaligus juga sebagai suri tauladan bagi sang anak guna pengembangan potensi-potensinya di kemudian hari. Sosok ibu yang secara kodrati "dekat" dengan anak - karena telah melahirkan, merawat dan menyusui anaknya - ternyata tidak secara otomatis bisa menjadi tokoh idola anak. Penyebab utamanya biasanya terletak pada kurangnya ketrampilan dan wawasan pengetahuan ibu dalam mengurus dan membesarkan anak. Adanya perbedaan karakter tiap anak, perbedaan usia dan tahapan perkembangan anak serta perbedaan zaman menuntut adanya wawasan pengetahuan yang lua

Penyerbuan Pasukan Mongol

Pendahuluan Penyerbuan pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan yang telah menghancurkan kota Baghdad di Iraq merupakan akhir dari Daulah Bani Abbasiyah. Kehancuran Baghdad merupakan akhir kekuatan politik Islam yang selama ini telah memegang peranan penting dalam mewujudkan kebudayaan dan peradaban dunia. Bahkan khazanah ilmu pengetahuan pun ikut lenyap dan dihanguskan dan sejak itu pun dunia Islam mengalami kemunduran secara drastis. Selanjutnya, politik umat Islam mulai mengalami kemajuan kembali setelah berdiri dan berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu: Pertama: Utsmani di Turki sebagai benteng kekuatan Islam dalam menghadapi ekspansi Eropa ke Timur, maka dengan itu Turki Utsmani menjadi hal sangat penting dalam kajian Sejarah Islam walaupun dalam buku-buku sejarah tidak mendapat porsi yang banyak sebagaimana Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah. Kedua: Mughal di India dan dengan kehadiran Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya nyaris tenggelam. Ketiga S